Tuesday, June 10, 2008

WATCHMAN NEE: "Pahlawan Iman yang Tegar di Tegah Badai"

Watchman Nee tidak pernah belajar di sekolah teologi. Wawasan iman dan teologinya ia peroleh dengan membaca bacaan-bacaan rohani yang ia dapat dari Margaret Barber, seorang misionaris Anglican. Buku-buku rohani yang ia baca, antara lain Pilgrim's Progress karya John Bunyan, Biografi Hudson Taylor dan Madame Guyon, The Spirit of Christ karya Andrew Murray, Autobiografi George Muller, Church History karya John Foxe, dan sebagainya. Ia benar-benar seseorang yang tekun menggali firman Tuhan.

Pada masa-masa awal pelayanannya, ia membagi uang yang ia dapat menjadi 1/3 untuk kebutuhan pribadinya, 1/3 untuk membantu sesamanya, dan sisanya untuk membeli buku-buku rohani. Ia memeroleh lebih dari tiga ribu buku Kristen yang bermutu, termasuk karya-karya tulis orang-orang Kristen pada abad pertama.

Persekutuannya dengan Barber mengilhaminya untuk tetap setia dengan radikal terhadap salib dan mengobarkan semangatnya terhadap firman Tuhan. Setelah itu, persahabatannya dengan Miss Barber dan biografi Hudson Taylor yang ia baca, memengaruhi hubungannya dengan uang. Ia mengetahui komitmen Taylor yang hanya menceritakan kebutuhan finansialnya kepada Tuhan saja. Ia juga melihat Barber hidup dengan prinsip tersebut. Ia amat terkesan dengan cara-cara yang Tuhan lakukan untuk mencukupkan kebutuhan finansial Barber. Hal ini membuatnya semakin bertekad untuk menyerahkan segala kebutuhan hidupnya kepada Tuhan.

Setelah bertobat, ia mulai terbeban untuk memberitakan Injil kepada teman-teman di sekolahnya. Ia menulis nama tujuh puluh temannya dan secara teratur mendoakan mereka satu persatu setiap hari. Dalam beberapa bulan, hanya satu dari antara mereka yang tidak mengalami kelahiran baru! Mereka mulai mengadakan persekutuan doa di kapel Trinity dan persekutuan ini terus berkembang hingga meluber sampai ke jalanan di Foochow. Mereka juga kerap membagikan brosur yang berisi berita mengenai jalan keselamatan kepada orang-orang yang mereka temui di jalan. Setelah Pemberontakan Boxer, timbul gerakan anti Kristen (kebencian bersifat politik yang berkembang di Cina terhadap segala hal yang berbau Barat). Banyak pemimpin gereja yang mendapat tekanan dari pemerintah Cina agar berkompromi dalam beberapa hal.

Terus bacaan di sini

No comments: